MY SPIRIT

KADO TERINDAHKU DI TAHUN BARU INI ADALAH KAMU SUAMIKU MY LIFE MY SPRIT, I LOVE YOU SO MUCH

Minggu, 07 Desember 2014

KEBEBASAN SEBUAH HARAPAN DALAM MAKNA LAGU DONNA-DONNA (OST GIE)




On a Weagon bound the market
There’s a calf with a mournful eye
High above him there’s a swallow
Winging swiftly through the sky

How the winds are laughing
They laugh with all they might
Laugh and laugh the whole day through
And half the summers night

(Chorus)
Donna Donna Donna Donna
Donna Donna Donna Don
Donna Donna Donna Donna
Donna Donna Donna Don

“Stop complaining!” Said the farmer
Who told you a calf to be?
Why don’t you have wings to fly with
Like the swallow so proud and free?

Calves are easily bound and slaughtered
Never knowing the reason why
But whoever treasures freedom
Like the swallow has learned to fly

Ini adalah terjemahan versi saya untuk Donna Donna-nya Joan Baez :

Di sebuah gerbong yang membatasi pasar
Ada seekor anak sapi dengan mata yang berduka.
Jauh tinggi diatasnya ada seekor burung layang layang,
mengepakkan sayap dengan cepat melintasi angkasa.
Betapa angin angin itu tertawa,
mereka tertawa sekuat mereka.
Tertawa dan tertawa sepanjang hari,
serta separuh malam musim panas.
Donna Donna Donna Donna,
Donna Donna Donna Don,
Donna Donna Donna Donna,
Donna Donna Donna Don.
“Berhentilah mengeluh!”,kata si Petani.
Siapa suruh jadi anak sapi?
Kenapa tak kau punyai sayap untuk terbang?
Seperti burung layang layang, sangat bangga dan bebas.
Anak anak sapi mudah diikat dan dibunuh
tanpa tahu alasannya
Tapi siapapun yang mencari kebebasan,
seperti burung layang layang, harus belajar terbang.

###Ini dari wiki

Dona-dona adalah lagu yang sempat dibumikan di negri merah putih ini, tepatnya pada film Gie pada tahun 2008, yang digambarkan sebagai lagu kesukaan Soe Hok Gie. Lagu ini menggambarkan teriakan anak sapi yang terkekang di atas kereta yang akan di bawa ketempat pembantaian, dan anak sapi ini adalah sang penulisnya yang hidup pada masa kejayaan Nazi di jerman. Dona-dona sama dengan Dana Dana, dikenal juga sebagai Dos Kelbl, yaitu The Calf atau Anak Sapi. Dan dalam kamus yahudi dona adalah nama lain dari Adolai yaitu nama lain dari yahudi untuk memanggil-manggil Tuhan mereka.

Lagu ini diterjamahkan dari bahasa Yiddish yang ditulis oleh Aaron Zeitlin dan dikomposeri oleh Sholom Secunda yang berjudul Dana. Aaron Zeitlin (1898-1973) sendiri adalah anak dari sastrawan Yahudi, Hillel Zeitlin, tulisanya tentang sastra Yiddish, puisi dan para psikologi. Sedangkan Sholom Secunda (1894-1974) adalah seorang komposer Yahudi kelahiran Ukraina yang mengenyam pendidikan di Amerika. Dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa, Prancis, Ibrani, Jerman, Jepang, Rusia dan Inggris.



Untuk bahasa inggris, pada mulanya diterjemahkan oleh sang komposernya sendiri Sholom Secunda, dengan mengganti kata “Dana”, menjadi “Donna”. Namun terjemahannya membuat lagu ini seakan tidak terlantunkan lagi. Sampai di pertengahan 1950-an lirik lagu ini diterjemahkan kembali oleh Arthur Kevess dan Teddi Schwartz. dan menjadi populer setelah dinyanyikan oleh Joan Baez pada tahun 1960.

Dalam salah satu penggalan liriknya “On a wagon bound for market/ there’s a calf with a mournful eye / High above him there’s a swallow / winging swiftly through the sky. Menggambarkan anak sapi yang didalam satu kereta kuda yang menuju ke pasar; dengan mata berduka; diatasnya ada burung; terbang cepat mengarungi langit. Sedangkan sapi itu menuju ketempat penjagalan. Sapi tersebut iri kepada burung-burung yang bisa terbang bebas dan kebebasan atas segala-galanya tanpa kekangan dengan jiwa yang merdeka.

Latar belakang penulisan lirik asli lagu ini tidak luput dari pengalaman penulisnya yang merupakan anak seorang Yahudi keturunan Khazar dari negara Khazaria, terletak diantara Laut Hitam dan Laut Kaspia yang sekarang dimiliki oleh negara Georgia. Pada waktu itu ia menggambarkan kejadian ayah kandungnya yang diseret oleh tentara Nazi untuk dibawa ke kamp konsentrasi Yahudi. Ia tidak bisa berbuat banyak, kecuali bersembunyi dibalik dinding-dinding. Dan menulis kejadian yang dialaminya dalam buku hariannya setelah beberapa waktu. 

Dalam catatanya, sang tani membawa sapi-sapi (yahudi) bukan untuk diperkejakan tapi untuk dimusnahkan. Karna sapi merupakan keyakianan penguasa saat itu yang ambigu antara mitos dan realita yang akan meruntuhkan singgasananya. Dan kemudian catatan ini di jadikan lagu teater Yidish. Dan Yidish sendiri adalah sebuah bahasa kelas atas Jerman yaitu bahasa Yahudi Ashkenazi.

###According to me

Saya tahu, saya tidak dapat memberi penafsiran yang tepat untuk lagu ini. Saya sama sekali tidak tahu apa yang pencipta lagu ini rasakan, juga apa yang ingin dia sampaikan waktu menulis lagu ini. Apa yang saya tulis disini hanya sebatas penafsiran pribadi. Apa pendatpat saya tentangnya dan apa yang saya rasakan waktu mendengarnya.

Saya pertama kali mendengar lagu ini ketika saya menonton film Gie yang menceritakan kisah hdp SOE HOK GIE. Dinyanyikan oleh Ira (Sita Nursanti), sambil memetik gitar di sebuah malam kesenian. Saya rasa lagu ini cukup enak didengar, dan saya cukup penasaran dengan liriknya. Setelah dapat liriknya, saya membacanya dirumah, mencoba mengerti, dan inilah yang saya dapatkan :

Lagu ini intinya tentang kebebasan. Tentang hak kita menentukan pilihan. Tentang keharusan kita bergerak, melakukan sesuatu, bukannya menyerah atau lebih parah lagi pasrah. Lagu ini tentang ketidakberdayaan, dan bagaimana kita mengubahnya.

Bait pertama lagu ini melukiskan dua sisi, kelemahan dan kekuatan. Anak sapi mewakili kelemahan, sementara burung layang layang melambangkan kekuatan dan lebih tepat lagi kebebasan. Yang saya tangkap, ada perbedaan yang begitu timpang. Si Burung bisa membuktikan diri, punya kekuatan dan pencapaian. Sementara Si Anak Sapi dihadapkan pada kelemahan dirinya dan penyesalan terhadap kelemahan itu.

Dalam bait kedua diceritakan, betapa Si Anak Sapi telah ditertawakan oleh lingkungannya. Terus-menerus, lingkungan Si Anak Sapi menghinanya atas kelemahannya. Di bait ketiga alias chorusnya, saya kurang begitu bisa mengartikan apa arti kata Donna. Kalau dilihat dari penulisannya yang menggunakan huruf kapital di awal, Donna bisa diartikan tempat atau nama orang. Tapi masalahnya di bait bait selanjutnya, orang atau tempat yang bernama Donna ini tidak disinggung singgung lagi, pembahasan lagu ini kembali ke Si Burung dan Si Anak Sapi. Menurut saya, Donna ini hanya semacam bunyi saja. Tapi entah….

Langsung saja ke bait keempat. Menurut saya, di bait inilah kita bisa menemukan inti lagu ini. Inti yang sudah saya sebut sebelumnya. Sebenarnya kita sama sekali tidak diijinkan mengeluh. “Siapa suruh jadi anak sapi?” Kalimat itu menyatakan bahwa sebenarnya kita punya pilihan. Kitalah yang menentukan mau jadi Si Burung atau Anak Sapi. Kita yang menentukan apa yang kita miliki, kalau kita bisa punya sayap dan terbang bebas, kenapa harus diam terikat? Apa tindakan kita, itulah yang menentukan siapa kita. Itulah pilihannya, bertindak atau diam, memilih lemah atau kuat dan bebas seperti burung layang layang? Bait ini menjelaskan kita tidak dipasung takdir.

“Who told you a calf to be?” , bisa juga diartikan: “Siapa yang menentukan kamu itu jadi anak sapi?” dan saya pikir jawabannya tidak ada. Tidak ada yang menentukan kita menjadi ini atau itu. Kita tidak ditentukan, tapi kita mencari. Hidup ini sebuah pencarian, perubahan, kearah yang lebih baik tentunya. Hidup ini bukan cuma menjalani apa yang ditentukan, hidup ini juga butuh keputusan, butuh pilihan, mau jadi orang yang seperti apakah kita?

Dan tentang mengeluh, yang saya tangkap dari lagu ini, mengeluh itu tidak perlu, tidak penting. Yang penting adalah, berubah, berbuat, bertindak, memilih yang lebih baik. Sehingga, pada akhirnya kita bebas, menjadi seseorang yang kita pilih dan kita ingini, dan kita bisa berbangga untuk itu, seperti burung layang layang.

Bait kelima, menunjukkan kita tak boleh lemah seperti anak anak sapi yang mudah dibatasi, mudah dihilangkan, dihancurkan tanpa dia tahu kenapa, dan tanpa dia menyadarinya. Bodoh sekali, lemah tapi tidak sadar akan kelemahannya, bahkan tidak berbuat apapun untuk mengubahnya.

Tapi segalanya berbeda untuk orang orang yang menghargai, mau mengerti dan pelan pelan mengumpulkan sendiri kebebasannya. Dalam lagu ini mereka dia katakan seperti burung layang layang yang sudah belajar terbang. Mereka orang orang yang telah memilih, telah mengambil keputusan dan berusaha. Orang orang yang tahu siapa dirinya dan kini telah mendapat kebebasan dan kekuatannya.

Berikut kutipan dari buku Catatan Seorang Demonstran yang menegaskan apa arti lagu ini
Calves are easily bound and slaughtered. Never knowing the reason why
But whoever treasures freedom. Like the swallow has learned to fly
Intinya, kita tidak boleh menerima nasib buruk dan mengenggapnya sebagai jalan hidup yang telah ditentukan bagi kita, pasrah menerimanya sebagai sebuah kutukan…Kalau kita ingin hidup bebas, kita harus belajar terbang.

Saya sendiri sekarang mencoba mengambil nasehat yang ada dilirik lagu ini. Bahwa saya harusnya selama ini tidak menyerah pada takdir ataupun nasib yang seperti membatasi ruang gerakku, harusnya saya berani menentang arus sejak dulu, mencoba berdiri di atas kakiku sendiri..Benar kata Soe hok Gie yang jg diselipkan di filmnya "Kalau kita ingin hidup bebas, kita harus belajar terbang"Selama ini saya sudah terlalu banyak beristirahat, dan dalam waktu peristirahatan yg lama itu..harusnya sy sdh punya cukup tenaga untuk terbang lebih tinggi dan jauh lagi, dan buktikan pada dunia...mimpi itu bukan cuma khayal, tapi setiap mimpi punya energi yg bisa buat kita berdiri lebih kuat lagi..Saya jd teringat nasehat novel 5 cm nya Dhonny Dirgantoro..,biarkan jari telunjukmu mengarah dan mengambang 5 cm dari keningmu agar kau bisa percaya bahwa impian itu ada di depan matamu, dan simpan baik2 itu disini.., dikepalamu..^___^ 


Tidak ada komentar: